Cari Blog Ini

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 15 Juni 2011

profil mantaras

Posted by jamal 07.44, under | No comments

 MAN TARAS


Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun 2011-2012
MAN Tambakberas Jombang
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tambakberas Jombang berada di dalam pengawasan dan pembinaan Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.
MAN Tambakberas menerima peserta didik baru untuk program :
  1. Kelas Reguler
  2. Kelas Unggulan
  3. Kelas Keterampilan:
  • Keterampilan Otomotif (1 kelas Putra)
  • Keterampilan meubelair (1 kelas Putra)
  • Keterampilan Tatabusana (1 kelas putri)
Waktu & Tempat Pendaftaran,
Pendaftaran dibuka mulai tanggal 11 Juni 2011 s/d. 4 Juli 2011
Waktu : Pukul 08.00 – 13.00 WIB
Tempat : Kantor Pusat MAN Tambakberas (PP. Bahrul Ulum Tambakberas Jombang) Jl. Merpati Tambakberas Jombang.
Telp.(0321) 862352, 08283481330 Fax. (0321) 855537

Syarat Pendaftaran,
  1. Mengisi formulir pendaftaran
  2. Menyerahkan fotocopi ijazah dan SKHUN MTs/SMP yang telah di legalisir sebanyak 2 lembar.
  3. Menunjukkan Ijazah dan SKHUN aslinya.
  4. Menyerahkan fotocopi NISN (Nomor Induk Siswa Nasional) sebanyak 2 lembar.
  5. Menyerahkan pas photo hitam putih 3x4 sebanyak 12 lembar.
  6. Menyerahkan fotocopi Kartu Keluarga (KK) sebanyak 2 lembar.
  7. Menyerahkan fotocopi prestasi akademik (sertifikat/piagam) bagi yang memiliki, masing-masing 2 lembar.
  8. Membayar biaya pendaftaran Rp 75.000,- .
  9. Menyerahkan fotocopi hasil test IQ, bagi yang memiliki, sebanyak 2 lembar.
Waktu Tes Seleksi
Tes dilaksanakan pada hari Selasa, 5 Juli 2011 jam 08.00 – 12.00 WIB.

Materi Tes,
Materi yang diujikan:
  1. Kelas Reguler : Tes tulis dan praktik ibadah serta baca Al-Qur’an.
  2. Kelas Unggulan: (1) Ujian Tulis: Matematika, IPA/sains, Bahasa Inggris, dan (2) Ujian Praktik: Praktik Ibadah, Membaca Al-Quran.
  3. Kelas Keterampilan: (1) Ujian Tulis: Pengetahuan Dasar tentang Keterampilan dan (2) Ujian Praktik: Praktik Ibadah, Membaca Al-Qur’an.
Pada saat tes, peserta wajib membawa pencil 2B (koreksi menggunakan scanner).

Pengumuman Hasil Tes,
Pengumuman hasil tes pada hari Rabu, 6 Juli 2011 jam 08.00 WIB

Daftar Ulang,
Bagi calon siswa yang LULUS seleksi harus melaksanakan daftar ulang dengan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
Pelaksanaan daftar ulang, sejak tanggal 6 – 7 Juli 2011

Masa Orientasi Siswa (MOS)
Pembelakalan siswa baru dilaksanakan pada hari Jum'at, 8 Juli 2011.
MOS dilaksanakan tanggal 9 – 11 Juli 2011

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
Dimulai Senin, 11 Juli 2011

Senin, 06 Juni 2011

profil

Posted by jamal 08.00, under | No comments

PROFIL SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BAHRUL ULUM  (STAI-BU)
TAMBAKBERAS JOMBANG JAWA TIMUR


Pada tahun 1965 (alm) KH. Abdul Wahab Hasbulloh sebagai salah seorang penerus perjuangan orang tuanya KH. Abdussalam atau yang juga dikenal dengan sebutan Mbah Shoichah, pada saat itu sebagai Ketua Majelis Pengasuh Pondok Pesantren Tambakberas Jombang Mendiklarasikan ”BAHRUL ULUM” sebagai nama pondok pesantren sekaligus menetapkan pula lambang lembaga pendidikan ini. Hal ini beliau lakukan untuk merespon tuntutan zaman yang sekaligus merupakan obsesi besarnya menjadikan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang sebagai lautan ilmu.
Berdirinya Yayasan Universitas Bahrul Ulum (UNIBA) Tambakberas Jombang, adalah merupakan buah pikiran dan cita-cita  KH. Abdul Wahab Hasbulloh sebagai pendiri Pondok Pesantren Bahrul Ulum yang ingin mengembangkan pendidikan bagi para santrinya hingga mencapai pada jenjang pendidikan tinggi. Yayasan Universitas Bahrul Ulum dibentuk sebagai pesyaratan pendirian perguruan tinggi di lingkungan Pondok Pesantren Bahrul Ulum. Oleh sebab itu Yayasann Universitas Bahrul Ulum berobsesi pada pengembangan Perguruan Tinggi di lingkungan Pondok Pesantren.
 Terbentuknya Yayasann Universitas Bahrul Ulum (UNIBA)   berawal dari didirikannya lembaga pendidikan tinggi bernama Akademi Bahasa Asing (ABA) Bahrul Ulum tahun 1983 oleh (Alm.) KH. Moh. Najib Abdul Wahab, seorang Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. Akademi Bahasa Asing Bahrul Ulum itu berlangsung hingga tahun 1988. Kemudian mulai tahun 1989 berubah menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Bahrul Ulum (STIT-BU) Tambakberas Jombang. Sejak awal berdirinya hingga tahun 1992 berada di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang dengan akta notaris Salim Harmoko S.H. Nomor: 18 Tanggal 19 Pebruari 1983 yang berkedudukan di Mojokerto.

                Selanjutnya, Perguruan Tinggi di rasa perlu memiliki Yayasan tersendiri, kemudian para pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, mengadakan musyawarah pada tanggal 25 Nopember 1993 di kediaman Ibu Nyai Hj. Abdul Wahab Hasbulloh untuk membentuk Yayasan Universitas Bahrul Ulum (UNIBA) Tambakberas Jombang. Hasil musyawarah itu dibakukan melalui Surat Keputusan Sidang Pleno Keluarga Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, pada hari Kamis, tanggal 25 Nopember 1993 dengan SK. No:01/PI-K/PPBU/XI/1993. Yayasan Universitas Bahrul Ulum diakui pemerintah berdasarkan Akte Notaris Bazron Humam S.H. nomor: 27 tanggal 15 Desember 1993 berkedudukan di Jombang.

               Sebagai yayasan yang berada dilingkungan Pondok Pesantren dan bergerak dalam bidang pendidikan tinggi tentu saja visi dan misi yayasan ini diarahkan pada tercapainya sebuah perguruan tinggi yang dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai keseimbangan antara intelektual dan moral dalam menghadapi tantangan dunia global. Sarjana yang tidak hanya mampu mengembangkan ilmu pengetahuan berdasar rasio semata tetapi dapat mengembangkan manfaat dampak sosial yang ditimbulkan dari kemajuan ilmu pengetahuan tersebut.

               Sejauh ini yayasan UNIBA telah membuat program-program pengembangan Perguruan Tinggi baik terkait dengan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), Pengembangan Program Pendidikan maupun penambahan sarana dan prasarana, program-program tersebut telah diusahakan secara maksimal, namun demikian tidak semua program tercapai dengan maksismal disebabakan karena adanya beberapa kendala yang dihadapinya.
 


B.        Visi, Misi dan Tujuan STAI Bahrul Ulum

Visi : Mencetak tenaga pendidik yang profesional, bertaqwa kepada Allah Swt dan berakhlaqul karimah  
Misi :
1.        Mengembangkan Ilmu Kependidikan yang relevan dengan  kemajuan zaman dimasa kini dan mendatang
2.        Mengantar mahasiswa menjadi tenaga pengajar yang memiliki wawasan yang mendalam, berakhlaq mulia cerdas trampil dalam melaksanakan tugas dan pengabdianya.
3.        Mengantarkan mahasiswa menjadi tenaga kependidikan yang mampu mengarahkan roda pembaharuan pendidikan Islam
Tujuan:
1.        Menyiapkan peserta didik (mahasiswa) menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik, metodologis dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi bernafaskan Islam.
2.        Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan budaya bernafaskan Islam, dan mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
3.        Menghasilkan pendidik (guru) agama Islam yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang diperlukan untuk menjadi pendidik agama Islam pada jenis pendidikan keagamaan Islam, serta pembimbing dan penggerak kegiatan keagamaan di masyarakat.
4.        Menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan tambahan dalam membentuk, mengelola dan mengorganisir, merencanakan dan melaksanakan program pendidikan, melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi program satuan pendidikan keagamaan Islam. 

C.        Penampilan (Performance) Kelembagaan

Gambaran performance kelembagaan yang dibangun oleh STAI Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, untuk mewujudkan visi, misi dan tujuannya adalah:
1.        Memiliki kecakapan manajemen yang mampu menggerakkan potensi-potensi yang dimiliki untuk menumbuhkembangkan kreatifitas seluruh civitas akademika.
2.        Memiliki tradisi akademik yang mendorong lahirnya kewibawaan akademik bagi seluruh civitas akademika.
3.        Memiliki pemimpin yang mampu dan sanggup mengakomodir seluruh potensi yang dimiliki menjadi kekuatan penggerak lembaga.
4.        Memiliki tenaga akademik yang memadai dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi agama Islam.
5.        Memiliki sarana pendidikan yang memadai (ruang kuliah, ruang pimpinan, ruang pelayanan administrasi, ruang perpustakaan, ruang kegiatan kemahasiswaan) dan beberapa sarana penunjang yang lain.
6.        Beridentitas dan berparadigma keislaman, dinamis, inovatif dan peduli pada lingkungan masyarakat sekitarnya.
7.        Memiliki hubungan kerja sama simbiosis mutualis dengan lembaga-lembaga pendidikan formal (perguruan tinggi lain, madrasah dan sekolah) serta masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan.
8.        Barada di lingkungan pondok pesantren, bernuansa agamis, mahasiswa bisa kuliah dan mengaji di pesantren. 

D.       Program Pendidikan Yang Diselenggarakan

Sabtu, 04 Juni 2011

smk-ti

Posted by jamal 19.56, under | No comments

                                                  Profil


TENTANG SMKTI ANNAJIYAH BU
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan pertolongan yang dilimpahkan kepada kami, maka telah tersusun profil Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Informasi dan Komunikasi (SMK-TI) An-Najiyah Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang berdasarkan data‑data terbaru.
Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Informasi dan Komunikasi (SMK-TI) An-Najiyah Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang, sebagai salah satu Institusi Pendidikan Kejuruan yang mencetak SDM Teknologi Informasi dan Komunikasi, terus berusaha meningkatkan sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia, sarana maupun prasarana, dengan harapan dapat mencetak SDM Teknologi Informasi dan Komunikasi yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat dalam era globalisasi ini.
Profil yang kami susun ini merupakan gambaran keberadaan Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Informasi dan Komunikasi (SMK-TI) An-Najiyah Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang yang telah berdiri sejak 20 Februari 2004, berdasarkan Surat Rekomendasi nomor 421.5/338/415.30/2004, tanggal 19 Februari 2004, yang kemudian diperpanjang dengan Surat Rekomendasi nomor 421.5/016/415.30/2006, tanggal 08 November 2006 tentang Ijin Penyelenggaraan Sekolah Swasta, dengan Nomor Statistik Sekolah : 32.4.05.04.01.028.
SEJARAH SINGKAT
SMK TI An Najiyah Bahrul ‘Ulum terletak di Dusun Tambakberas, Desa Tambakrejo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Propinsi Jawa Timur, tepatnya ± 3 Km sebelah utara kota Jombang, menempati areal tanah ± 3.500 m², dengan sosio kultur religius agraris. Dibawah naungan Yayasan Pondok Pesantren An-Najiyah Bahrul ‘Ulum adalah ribath (sub/asrama) dari Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang, yang didirikan oleh KH. Drs. Amanulloh AR yang merupakan generasi ke V dari pendiri Pondok Pesanten Bahrul ‘Ulum. Yayasan Pondok Pesantren An-Najiyah berdiri tanggal 24 Juli 2000, sesuai dengan akta Pendirian Yayasan No. 56/2000. Adapun tujuan didirikannya SMK TI An-Najiyah Bahrul ‘Ulum adalah :
1. Membantu program pemerintah dalam bidang pendidikan
2. Membangun manusia Indonesia seutuhnya, baik material maupun spiritual
3. Menanamkan, menghayati, serta mengembangkan ajaran Islam ‘Ala Madzhabi Ahlussunah Wal Jama’ah
4. Membentuk pribadi muslim yang bertakwa kepada Alloh SWT, berakhlakul karimah, berpengetahuan luas dan terampil, berkepribadian serta berguna bagi agama bangsa dan negara
5. Membantu biaya pendidikan anak Fuqoro/Fakir Miskin yang berprestasi demi masa depan bangsa
VISI
Terwujudnya SMK-TI An-Najiyah Bahrul ‘Ulum sebagai Lembaga Pendidikan dilingkungan pesantren yang dapat melahirkan Sumber Daya Manusia yang profesional dan berakhlakul karimah.
MISI
Menyiapkan SDM Teknologi Informasi dan Komunikasi yang profesional, mampu berperan dalam pembangunan bidang teknologi serta mampu menjadi da’i dibidangnya yang dampaknya dirasakan sebagai rahmat bagi alam semesta.

profil SMK-TI

Posted by jamal 19.49, under | No comments


PROFIL SEKOLAH
SMP Islam Bahrul Ulum
adalah salah satu lembaga pendidikanformal yang berada di Yayasan Bahrul KH. Busthomi dibawahnaungan kementerian pendidikan nasional, didirikan pada tahun1954 oleh pendiri Pondok Pesantren Bahrul UlumAwipari yaituKH. Busthomi (Alm)

KurikulumPendidikan:
Mencakup kurikulumPendidikanNasionaldan Mulok Yayasan (Qur’anHadits, Akidah Akhlak, Fiqih, B. Arab &Ke NU-an)

TenagaKependidikan:
Terdiri dari guru DPK (PNS) dan GuruTetap Yayasan(GTY)
V I S I

Berlandaskan Iman dan Taqwa, kreatif serta inovtif, SMP IslamBahrul Ulum Tahun 2014menjadi sekolah yang unggul di kotaTasikmalaya
M I S I
Mewujudkan Perilaku yang mencerminkan Akhlaqul karimahmelalui bimbingan keagamaan

Mempererat ikatan silaturahmi sesama warga sekolah
Melaksanakan pembelajaran dengan pengembangan metodesecara efektif 

Meningkatkan prestasi, baik intrakurikuler maupunekstrakurikuler
Menciptakan lingkungan sekolah yang berwawasanpendidikan dan terbuka terhadap lajunya ilmu pengetahuandan teknologi
FASILITAS PENUNJANG
1.Asrama pondok pesantren putera/puteri.2.Biaya pendidikan gratis melalui bantuan dana BOS.3.Beasiswa dari pemerintah untuk siswa yangmemiliki bakatketerampilan dan prestasi.4.Sarana penunjangkegiatan siswa terdiri dari:

Ruang Sekretariat BP
Ruang OSIS / PRAMUKA
Ruang PMR / UKS

Perpustakaan
Laboratorium IPA
Laboratorium KomputerDengan fasilitas jaringan InternetHotspotarea

EKSTRA KURIKULER
1.SeniMusikIslami (Nasyid)2.Paduan Suara3.PRAMUKA4.PMR / UKS5.PASKIBRA

6.
Voly Ball Club
PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Syarat-Syarat Pendaftaran

Mengisi Formulir Pendaftaran
Photo Copy Ijazah SD/MI (dilegalisir)
STL / SKHUN (Asli)

Photo Copy IjazahMDA
Pas Photo3 x 42 x 3: 1 Lembar: 3 Lembar: 1 Lembar: 1 Lembar: 5 Lembar: 3 Lembar

Waktu dan Tempat Pendaftaran
Pendaftaran dibuka mulai bulan Mei sd. Juli 2011 setiap hari jam kerja mulai pukul 08.00 sd. 16.00 WIB,Sekretariat pendaftaran:SMP Islam Bahrul Ulum, Jl. Kelurahan Awipari Cibeureum-Kota Tasikmalaya 46196Telp. (0265) 2355559E-mail: smpi_bu@yahoo.co.idWebsite: http//smpibahrululum.sch.id









ribath di bahrul ulum

Posted by jamal 18.38, under | No comments

                 asrama pp.bahrul ulum


NO Asrama Pengasuh Telp (0321)
1. Pondok Induk KH. A. Nasir Fattah 865281
2. Al-Lathifiyyah 1 Nyai Hj. Machfudloh Aly Ubaid 874180
3. Al-Fathimiyyah Nyai Hj. Musyarofah Bisri 861832
4. Al-Muhajirin 1 Nyai Hj. Fathimah Sholeh 862017/ 68124
5. Al-Muhajirin 2 Nyai Hj. Chafshoh Yahya 876015
6. Al-Muhajirin 3 Nyai Hj. Churun Ain Malik 862024
7. As-Saidiyah 1 Nyai Hj. Zubaidah Nasrulloh 862435
8. AI-Muhibbin KH. M. Idris Djamluddin 865309
9. AI-Ghozali Nyai Hj. Muchtaroh Al-Fatich 863329
10. AI-Hikmah KH. M. Sulthon Abd. Hadi 863329
11. An-Najiyah Nyai Hj. Noorfiatin, S.Ag. 862377
12. Al-Lathifiyah 2 / Al-Wahabiyah 1 Nyai Hj. Munjidah Wahab 861355
13. Al-Muhajirin 4 / Al Hamidiyyah KH. M. Irfan Sholeh, S.Pd. 865257
14. Al-Lathifiyyah 3/ Al-Wahabiyyah 2 KH. Shilahuddin Asy’ari, S.IP. 876013
15. Al-Roudloh KH. Ach. Taufiqurrohman 863490
16. Al-Maslakul Huda KH. Abd. Nashir Fattah 861832
17. Al-Maliki Drs. KH. M. Fadlulloh Malik, M.HI. 873426
18. Al-Utsmany Drs. KH. M. Fatkhulloh Abd. Malik, M.PdI. 876180
19. Al-Amanah KH. Abd. Kholiq Hasan, M.HI. 862401
20. Al-Hidayah Abdul Jabbar Hubbi
21. Al-Fattah Timur KH. Hasyim Yusuf 876054
22. Al-Mardliyah KH. M. Yahya Chusnan 867604
23. As-Sa’idiyyah 2 Drs. KH. Ach. Hasan, M.PdI. 878161
24. Pondok Terpadu Chasbulloh Drs. KH. Hasib Wahab 876019
25. An Najiyah Putra KH. Salman Al-Fariesi, Lc.M.HI. 876041
26. Al-Muhajirin 3 Putra KH. M. Imron Rosyadi Al-Hafidz 876097
27. Al-Wardiyyah / As-Sa’idiyyah 3 Drs. KH. Abd. Choliq, SH., M.SI. 872066
28. As-Salma Drs. KH. Abd. Kholid, M.Ag.
29. Al Asy’ari KH. Moch. Rofi’uddin Asy’ari, S.Ag. 875575
30. Al-Maliki 2 Syifa’ Malik, M.PdI.
31. Al-Mubtadi’en KH. M. Asrori Alfa, M.Ag.

Rabu, 01 Juni 2011

artikel Bahrul ulum

Posted by jamal 07.53, under , | No comments

Pondok Pesantren BAHRUL ULUM, Tambakberas, Jombang Jawa Timur

Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) didirikan oleh KH. Abdus Salam seorang keturunan raja Majapahit, pada tahun 1838 M di desa Tambakberas, 5 km arah utara kota Jombang Jawa Timur. Banyak cerita yang mengisahkan kenapa KH. Abdus Salam seorang keturunan ningrat, bisa sampai ke desa kecil yang kala itu masih berupa hutan belantara penuh dengan binatang buas dan dikenal sebagai daerah angker.
KH. Abdus Salam meninggalkan kampung halamannya menuju Tambakberas untuk bersembunyi menghindari kejaran tentara Belanda. Bersama pengikutnya ia kemudian membangun perkampungan santri dengan mendirikan sebuah langgar (mushalla) dan tempat pondokan sementara buat 25 orang pengikutnya. Karena itu, pondok pesantren itu juga dikenal pondok selawe (dua puluh lima).
Perkembangan pondok pesantren ini mulai menonjol saat kepemimpinan pesantren dipegang oleh KH. Abdul Wahab Hasbullah, cicit KH. Abdus Salam. Setelah kembali dari belajar di Mekkah, ia segera melakukan revitalisasi piondok pesantren. Ia yang pertama kali mendirikan madrasah yang diberi nama Madrasah Mubdil Fan. Ia juga membentuk kelompok diskusi Taswirul Afkar dan mendirikan organisasi Nahdlatul Wathon yang kemudian dideklarasikan sebagai organisasi keagamaan dengan nama Nahdlatul Ulama (NU). Deklarasi itu ia lakukan bersama dengan KH. Hasyim Asy’ari dan ulama lainnya pada tahun 1926.
Nama Bahrul Ulum itu tidak muncul saat KH. Abdus Salam mengasuh pesantren tersebut. Nama itu justru berasal dari KH. Abdul Wahab Hasbullah. Ia memberikan nama resmi pesantren pada tahun 1967. Beberapa tahun kemudian pendiri NU ini pulang ke rahmatullah pada tanggal 29 Desember 1971.
Mulai tahun 1987 kepemimpinan pondok pesantren dipegang secara kolektif oleh Dewan Pengasuh yang diketuai oleh KH. M. Sholeh Abdul Hamid. Mereka juga mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum yang diketuai oleh KH. Ahmad Fatih Abd. Rohim. Para kiai yang mengasuh PP Bahrul Ulum itu diantaranya, KH. M. sholeh Abdul Hamid, KH. Amanullah, KH. Hasib Abd. Wahab,
Dibawah kepemimpinan KH. M. Sholeh, PPBU mengalami perkembangan sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dengan semakin membludaknya santri yang belajar di pondok pesantren yang telah banyak menghasilkan ulama dan politisi.KH. Abdurrahman Wahid mantan presiden ke 4 RI juga alumni pesantren yang sering kedatangan tamu dari pemerintah pusat ini. Santri yang belajar di PPBU tidak hanya datang dari daerah Jombang saja tapi juga dari seluruh wilayah Indonesia, bahkan juga dari Brunei Darussalam dan Malaysia.
Sampai tahun 2003 ini PPBU dihuni hampir 10.000 santri. Untuk menampung santri, pesantren membuat asrama dalam komplek-komplek pemukiman yang terpisah-pisah, tetapi tetap dibawah pengawasan pondok induk. Dan setiap kompek diawasi dan diasuh oleh seorang kiai. Komplek-komplek tersebut meliputi; komplek pondok induk Al-Muhajirin I, II, III dan IV, Al-Muhajiraat I, II, III dan IV, As-Sa’idiyah putra, As-Sa’idiyah putri, Al-Muhibbin I dan II, Ar-Roudloh, Al-Ghozali, Al-Hikmah , Al-wahabiyah, Al-Fathimiyah, Al-Lathifiyah I dan II dan an-Najiyah.
Seiring dengan perkembangan pesantren yang semakin pesat, pengelolaan pesantren dilakukan secara profesional. Kegiatan pesantren sehari-hari tidak langsung ditangani oelh pengasuh. Tetapi diserahkan kepada pengurus Bahrul Ulum yang terdiri dari para Gus dan Ning (putra kiai), ustadz, ustadzah dan santri senior. Untuk operasionalnya dibentuk bidang-bidang dengan distribusi tugas secara teratur.
Selain itu, santri juga bisa mengikuti berbagai organisasi penunjuang dalam lingkungan pesantren seperti, Jam’iyyah Qurro’ wa; Huffadh (JQH), Forum Kajian Islam (FKI), Corp Dakwah Santri Bahrul Ulum (CDS BU), Koppontren Bahrul Ulum, OSIS ada disetiap sekolah dan madrasah., Keluarga Pelajar Madrasah Bahrul Ulum, Organisasi Daerah (ORDA) organisasi ini merupakan wadah santri menurut asal daerah santri, Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (SM STT).
Kegiatan belajar santri PPBU dalam kesehariannya sangat variatif dan diklasifikasikan menurut jenjang pendidikannya masing-masing. Namun secara umum pengajian kitab salaf (literatur klasik) sangat menonjol. Disamping itu, santri juga diwajibkan mengikuti Madrasah Al-qur’an dan Madrasah Diniyah. Prgram takrorud durus (jam wajib belajar) waktunya ditetapkan oleh pengurus harian Bahrul Ulum.
PPBU juga menyelenggarakan kegiatan sosial seperti, sunatan massal, bakti sosial, penyuluhan masyarakat, pengiriman dai ke daerah-daerah tertinggal, panti anak yatim dan lain sebagainya.
Sebagai kaderisasi pesantren, agar kelangsungan pendidikan agama tetap berjalan dan tidak mengalami kemunduiran apalagi sampai pesantren mengalami bubar, para pengasuh mengirimkan putra-putri belajar ke pesantren lain juga menimba ilmu di perguruan tinggi, seperti putra KH. M. Sholeh ada yang dikirim belajar ke pesantren Lirboyo Kediri.
Penyelenggaraan Pendidikan
Pondok Pesantren Bahrul Ulum secara umum menyelenggarakan pendidikan formal dan non formal. Untuk pendidikan formal mengacu pada kuriklum DEPAG dan DIKNAS. Adapun yang mengikuti kurikulum DEPAG, meliputi MI (Madrasah Ibtidaiyah) Bahrul Ulum, MTsN (Madrasah Tsanawiyah Negeri) Bahrul Ulum, MTs (Madrasah Tsanawiyah) Bahrul Ulum, MAN (Madrasah Aliyah Negeri) Bahrul Ulum dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Bahrul Ulum. Sedangkan pendidikan fromal yang mengikuti kurikulum DIKNAS meliputi, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Bahrul Ulum, Sekolah Menengah Umum (SMU) Bahrul Ulum dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tehnik Bahrul Ulum.
Walaupun kegiatan pendidikan formal sangat padat, namun pengajian dan pendidikan kitab salaf tetap sangat dipentingkan. Dan sistem tradisional seperti sorogan, bandongan , wkton, takhassus, takror, tahfidh dan tadarrus tetap dipertahankan. Adapun jenjang pendidikan salaf meliputi TK, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Ibtidaiyah Program Khusus, Madrasah Diniyah, Madrasah Al-Qur’an, Madrasah Mu’allimin / Mu’allimat Atas dan Madrasah I’dadiyah Lil Jami’ah.
Selain itu PPBU dalam ikut mengembangkan minat dan bakat para santri juga memberikan kegiatan ekstra kurikuler, seperti majalah pesantren Menara, Marching Band, komputer, menjahit, elektronika, seni hadrah, seni qasidah, tata busana, tata boga, bela diri, pramuka, palang merah remaja (PMR), unit kesehatan sekolah (UKS) dan karya ilmiyah remaja. Disamping itu, pesantren juga menyelenggarakan pelatihan dan kegiatan ekstra keagamaan seperti pelatihan jurnalistik, bahasa asing, penelitian, kepemimpinan, kepustakaan, keorganisasian, advokasi masyarakat, kewirausahaan, manasik haji, seni baca Al-Qur’an , khutbah, pidato, bahtsul masail, diba’iyyah dan lain sebagainya. (depag/mus)
Previous | Index | Nexthttp://suara-santri.tripod.com/files/pesantren/pesantren3.htm

mbah fattah

Posted by jamal 07.12, under , | No comments

                                              biografi kyai fattah hasyim



Pada sekitar dekade 20-an, dimana rakyat Indonesia masih berada dalam genggaman pemerintah kolonial. Di sebuah dusun kecil yang bernama Kapas di kota Jombang tepatnya pada tahun 1911 M. lahirlah seorang perintis yang kita kenal sebagai sosok pecinta ilmu yang arif, bijaksana, tegas dan kharismatik. Beliau adalah Hadrotus Syekh Romo KH. Abdul Fattah. Terlahir dari pasangan KH. Hasyim Idris (Kapas Jombang) dan Ibu Nyai Hj. Fathimah binti KH. Hasbullah bin KH. Abdus Salam (Tambakberas Jombang), beliau adalah putra pertama dari empat bersaudara. Adik pertamanya bernama Maisaroh (Istri KH. Nur Salim, Mayangan). Kemudian KH. Abdul Wahid dan yang terakhir adalah KH. Faiq Hasyim (Kedunglo Kediri).

A. Mengenal lebih dekat Kyai Fattah
KH. Abdul Fattah Hasyim di lahirkan di Kapas Jombang tepatnya pada tahun 1911 M. dan wafat lebih kurang 31 tahun yang lalu tepatnya pada hari jum’at wage tanggal 27 April 1977 pukul 22.15 di Tambakberas Jombang. Ayahandanya bernama KH. Hasyim bin Kyai Idris dari kapas Jombang adalah seorang Kyai yang sangat digdaya, terkenal ilmu kanuragannya, wira’ i dan ahli tirakat, sementara Ibunya bernama Fathimah putri KH. Hasbullah seorang dermawan yang kaya raya Pengasuh Pondok Pesantren Tambakberas, Ibu Nyai Fathimah adalah adik termuda dari seorang pendiri organisasi Nahdlatul Ulama’ KH. Abdul Wahab Hasbullah. KH Abdul Fattah Hasyim merupakan putra pertama dari empat bersaudara, adik pertamanya bernama KH. Abdul Wajid kemudian Ibu Nyai Fatihah ( istri KH. Nursalim Mayangan) dan yang terakhir ( Saudara seayah beda Ibu ) KH. Moh. Faiq Kedunglo Kediri.
Silsilah keturunan KH. Abdul Fattah Hasyim dari ayah maupun ibu mempunyai jalur kenasaban (Intisab) sampai pada Pangeran Benowo, dari pangeran Benowo ke atas jalur keturunan bertemu langsung (muttashil) sampai pada Joko tingkir ke atas lagi sampai Sultan Pajang ( 1570-1587M).
Setelah usianya sudah mencapai dewasa setelah beberapa tahun melakukan perjalanan intlektual (ngudi kaweruh babakan ilmu Agomo) di beberapa Pondok Pesantren di pulau jawa, tepatnya pada 1938 di usianya yang ke 27 KH. Abdul Fattah di jodohkan seorang gadis cantik yang bernama Musyarrofah, putri KH. Bisyri Sansuri pengasuh Pondok Pesantren Denanyar Jombang suami dari ibu Nyai Khodijah yang merupakan kakak kandung Ibu Nyai Fathimah Ibunya KH. Abdul Fattah. Buah dari perkawinan beliau dengan Ibu Nyai musyarrofah melahirkan dua belas putra putri (tiga putra dan sembilan putri). Adapun keduabelas putra putri KH. Abdul Fattah adalah sebagai berikut :
1. Fathimah (Alm) meninggal di usia dua tahun
2. Mu’izah (Alm) mennggal di usia dua tahun
3. Nyai Hj. Nafisah Sahal, istri KH. Sahal Mahfud (Pengasuh Pondok Pesantren Maslahul Huda Kajen Pati)
4. Nyai Hj. Hurriyah Jamal, istri KH. Djamaluddin Ahmad ( pengasuh Pondok Pesantren Bumi Damai Al Muhibbin Bahrul Ulum Tambakberas Jombang)
5. Mahsunah (Alm) meninggal di usia bayi
6. Nyai Hj. Muthmainnah Sulthon, nama aslinya Kholishoh, Istri KH. Sulthon Abdul Hadi (pengasuh pondok pesantren Al Hikmah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang
7. Hubby Syauqi (Alm), ayahanda Agus Jabbar Hubbi Pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah Bahrul Ulum.
8. Nyai Hj. Lilik Muhibbah, istri KH. Masduqi Amin (Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Gedongan Cirebon)
9. KH. Abdul Nashir, (Pengasuh Pondok Pesantren Al Fathimiyyah dan pengasuh Pondok Induk Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas)
10. KH. Ah. Taufiqurrahman, (Pengasuh Pondok Pesantren Ar-roudloh Bahrul Ulum Tambakberas Jombang)
11. Nyai Hj. Syafiyah, nama aslinya adalah makiyyah istri Dr.Yahya Ja’far (Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikmah Al Fathimiyyah Denoyo Malang)
12. Bani meninggal ketika masih kecil

B. Kepribadian kyai Fattah
KH. Abdul Fattah Hasyim dikenal sebagai seorang yang memiliki kepribadian yang adekuat. Hal ini nampak pada perilakunya yang cenderung teguh dalam memegang prinsip, suka menolong, penuh kasih sayang, zuhud, wira’i dan tawaddlu’. Belaiu juga seorang yang memiliki kedisiplinan yang tinggi dan istiqomah terhadap hal-hal yang terkait dengan mu’amalah, pendidikan, dan ibadah. Dengan karakternya yang demikian beliau sangat dihormati oleh orang-orang yang berinteraksi dengan beliau.
Dalam urusan jamaah shalat lima waktu KH. Abdul fattah sebagaimana yang di tuturkan oleh putrinya Ibu Nyai Hj Nafisah tidak pernah absen, bahkan menjelang wafatnya di saat mengalami sakit parah beliau masih menanyakan orang yang menyertai jamaahnya. Hampir setiap subuh sekitar pukul 03.30 pagi dengan sangat telaten beliau membangunkan para santri dari kamar perkamar untuk jamaah shalat subuh, mengomando dengan meniup trompet di depan rumahnya kepada para santri untuk meng’adzani setiap masuk waktu shalat. Setengah jam sebelum di mulai jamaah sholat beliau KH. Abdul fattah sebagaiman yang di katakan oleh KH Hasan, beliau sudah siap dengan pakaian shalat yang lengkap dengan serban (imamah) di kepala dan sajadah di pundaknya, seperempat jam sebelum jamaah di mulai beliau sudah megerjakan i’tikaf di Masjid.
Kedisiplinan dan keistiqomahan yang tinggi juga nampak dari dalam diri beliau KH. Abdul fattah Hasyim ketika membimbing dan mengasuh santri-santri Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum. Tepat pukul 07.00 ketika sudah waktunya masuk sekolah, sebelum bel masuk berbunyi beliau sudah bertandang lebih dahulu ke Madrasah, mengontrol para guru yang tidak masuk pada hari itu, sehingga menurut Pak Ihsan Mojokrapak sebagai salah seorang guru pada era Kyai Fattah, melihat kedisiplinan yang tinggi yang sudah mendarah daging pada diri KH. Abdul Fattah tersebut sehingga menimbulkan perasaan malu (ewuh pakewuh) dari para guru ketika terlambat atau atau tidak masuk mengajar. Begitu juga dalam urusan pengajian para santri setelah shalat Subuh dan Ashar menurut K. Ilham, beliau KH. Abdul fattah adalah tipikal orang memiliki jiwa istiqomah yang sangat tinggi sekali, tidak pernah absen dalam memberikan pengajian, kecuali terdapat udzur yang sangat mendesak yang tidak bisa beliau tinggalkan. Konon karena kedisiplinan dan keteguhannya dalam memegang perinsip dan amanah khusussnya amanah para santri yang di titipkan oleh orang tuanya kepada belaiu, walaupun ada tamu sekalipun dari jauh kalau sudah waktunnya ngajar maka beliau lebih memilih untuk mengajar dari pada melayani tamu tersebut, hal ini di sebabkan karena beliau merasa punya tanggung jawab terhdap santri santri yang di titipkan kepadanya. Begitu juga dalam memberikan pengajian masyarakat beliau KH. Abdul Fatttah Hasyim tidak pernah lobong (absen) sebagaimana yang di tuturkan oleh bapak Munif ketua ranting NU pada era kyai Fattah, bahwasanya KH Abdul fattah adalah seorang yang disiplin dan istiqomah dalam membina pengajian Masyarakat, walaupun kondisi cuaca kurang bersahabat sehabis hujan, kondisi jalan masih terjal, bergelombang (becek jw) dan gelap karena belum ada penerangan listrik beliau KH. Abdul fattah tidak pernah malas dan patah semangat untuk datang ke musholla musholla dalam rangka mengisi pengajian masyarakat, ketika pengajian di mulai jam 08.30 malam beliau KH. Abdul Fattah sudah datang sudah datang secara tepat sesuai dan langsung memulai pengajian tersebut walaupun kedaan jamaah yang hadir masih sangat sedikit, begitu juga ketika pengajian selesai jam 10 malam maka pada saat itu pula beliau langsung mengahiri pengajian walaupun tema pengajian yang di bicarakan belum tuntas. Sehingga menurut Mbah kholiq pengiat pengajian kyai Fattah, akibat kedisiplinan dan keistiqomahan beliau kyai Fattah tersebut para jamaah yang sedianya akan absen mengikuti pengajian merasakan malu (sungkan : bahasa jawa) dengan dirinya sendiri, dan realitas yang terjadi pada masa pengajian KH. Abdul Fattah akibat kedisiplinan dan keistiqomahannya hampir setiap musholla pada saat pengajian beliau selalu di penuhi dengan pengunjung, bahkan pihak panitia pengajian sampai harus membuatkan tenda khusus untuk menampung jamaah pengajian yang tidak kebagian tempat dalam pengajian yang di asuh oleh beliau.
Di mata keluarganya terutama putra putrinya KH. Abdul fatah Hasyim adalah sosok seorang ayah yang sangat tegas dan disiplin, setiap subuh beliau sudah membangunkan putra putrinya untuk jamaah shalat subuh. di tengah kesibukan mengasuh dan mendidik masyarakat dan anak anak pondok. Sebagai seorang ayah yang mempunyai tanggung jawab terhadap putra putrinya terutama dalam urusan pendidikan mereka beliau KH. Abdul fattah Hasyim juga tidak pernah lepas kontrol terhadap segala aktifitas yang di lakukan oleh putra putrinya terutama dalam hal pendidikan, hampir setiap hari beliau selalu memantau perkembangan belajar putra putrinya, selalu menanyakan hasil belajar yang di raih putra putrinya serta tidak jarang beliau menangani sendiri pengajaran mereka, sebagaimana yang di alami oleh Ibu Nafisah Sahal, ketika menginjak kelas enam Madrasah Ibtidaiyyah dia di ajar sendiri oleh ayahandanya tentang pelajaran ilmu Faraidl. Perhatian KH. Abdul fattah tidak berhenti pada saat putra putrinya masih belajar di rumah saja akan tetapi ketika putra putrinya sudah suadah meneruskan belajar di pondok pesantren mereka masih mendapatkan pantauan dan perhatian serius dari beliau, hal ini terbukti ketika putra putrinya pulang dari pondok pesantren sebagaimana yang di ceritakan oleh Ibu Lilik muhibbah salah satu putri beliau, bahwasanya, kalimat pertama yang di lontarkan beliau kepada sang anak sepulang dari belajar dari Pondok di antaranya adalah “berapa nilai rapornya, ketika mengikuti pelajaran di pondok” dan “bagaimana kitabnya (penuh tidak maknanya)”, hal ini menunjukan bahwa KH. Abdul fattah Hasyim sosok yang sangat disiplin dan sangat intens dan disiplin terhadap pendidikan putra putrinya.
KH. Abdul fattah seorang yang teguh dalam memegang prinsip terutama prinsip prinsip syari’ah, komitmen penuh dalam memegang hukum, tidak ceroboh (semberono) dalam memutuskan setiap permasalahan lebih lebih yang berkaitan dengan hukum syariat, sebuah contoh yang sangat menarik tentang komitmen beliau pada permasalahan hukum sebagaimana yang di tuturkan oleh KH. Djamaludin adalah kebijakan beliau KH Abdul Fattah tentang hukum pengumpulan zakat fitrah oleh pengurus NU ranting melalui para penerima zakat mustahiqquzzakat yang di tunjuk panitia untuk menerima zakat dari masyarakat, dalam memutuskan boleh tidaknya kebijakan seperti ini KH. Abdul Fattah tidak buru buru memutuskan hukum boleh atau tidak kebijakan di atas, akan sebagai langkah ihtiyath (hati hati) untuk mencapai kebenaran hukum dalam kacamata syara’ beliau tidak merasa malu untuk menanyakan terlebih dahulu hukumnya kepada KH. Bisyri Sansuri. Begitu juga dalam hal penegerian Madrasah Muallimin oleh pemerintah melalui menteri Agama tahun 1969 KH. Abdul Fattah tidak serta merta menerima tawaran tersebut akan tetapi tawaran tersebut di terima setelah melalui pertimbangan dan pemikiran yang matang, sehingga wujud kongkritnya setelah di negerikannya Madrasah Muallimin tersebut ciri ciri khas pesantren yang berupa kurikulum kitab kitab salaf tidak sampai tergusur serta menjadi menu utama dalam proses belajar mengajar di Madrasah ini, hal ini tidak lepas dari komitmen KH. Abdul Fattah Hasyim dalam mempertahankan prinsip dan ajaran-ajaran yang di rintis oleh Ulama Ulama salaf .
Menurut ibu Nafikah salah satu santri al fathimiyyah tahuan 50an, dalam kaitannya memelihara Amar ma’ruf nahi seperti pergaulan antara laki laki dan perempuan KH. Abdul Fattah Hasyim memiliki sikap yang sangat tegas dan ketat. bahkan beliau sangat tidak setuju sekali apabila terdapat acara pengajian sementara di dalamnya terdapat percampuran antara laki-laki dan perempuan, begitu juga apabila terdapat pengajian yang di hadiri oleh kaum laki laki sementara yang memberi ceramah dan pembaca Al Qur’an dalam pengajian tersebut adalah seorang perempuan beliau sangat tidak setuju sekali dan tidak akan bersedia hadir dalam acara tersebut.

C. Kesalehan kyai Fattah
Walaupun pikiran, tenaga, dan waktu beliau curahkan untuk mendidik dan membina (ngemong) santri dan masyrakat, bukan berarti KH. Abdul Fattah Hasyim berpangku tangan serta melepaskan diri dalam urusan-urusan keluarga. Sebagaimana di ceritakan oleh KH. Nashir Fattah, sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab penuh terhadap urusan keluarga terutama dalam hal ekonomi, berbagai usaha dan pekerjaan pernah beliau jalanai, beliau pernah merintis bisnis penimbunan garam, berdagang tembakau, membuka toko dan lain lain akan tetapi dari usaha-usaha yang beliau terjuni itu selalu mengalami kerugian, bahkan uang pinjaman yang rencanaya akan beliau alokasikan untuk mengembangkan usaha usaha tersebut raib di ambil oleh sekawanan pencuri, sehingga dalam perkembanganya untuk menyambung kebutuhan keluarganya beliau hanya mengandalkan penghasilan dari toko kecil dan sebidang tanah yang sampit yang di pelihara oleh salah seorang abdi ndalem dan salah seorang warga kampung Tambakberas.
Dalam kondisi ekonomi yang serba kekurangan (paspasan : bahasa jawa), tersebut tidaklah mengendurkan perhatian beliau KH. Abdul Fattah Hasyim terhadap nasib faqir, miskin dan orang orang yang membutuhkan, hampir tiap pekan bisa di pastikan terdapat tamu yang bertandang ke rumah beliau untuk meminta sumbagan, di tengah tengah kondisi ekonomi yang sempit yang beliau alami, dengan tanpa berat (ora eman.: bahasa Jawa) beliau memberikan sebagian harta yang beliau miliki kepada mereka, akibat kedermawanan dan kemurahan beliau terhadap orang yang membutuhkan sampai beliau sering menuai protes dari Ibu Nyai.
Dengan kedermawanan beliau yang begitu tinggi dalam kondisi ekonomi yang sempit sehingga putrinya Ibu Hj Nafisah sahal mengibaratkan KH. Abdul Fattah Hasyim bagaikan air yang selalu mengalir yang tidak pernah berhenti alirannya walaupun di pancarkan ke berbagai aliran.
Adapun untuk kehidupan KH. Abdul Fattah Hasyim yang berhubungan dengan ibadah, dan amalan amalan keseharian lainnya, sebagaimana yang di ungkapkan oleh Bapak Abdurrohman Saliman yang pernah menjadi abdi ndalem kyai Fattah, bahwasanya KH. Abdul Fattah Hasyim adalah seorang yang sangat istiqomah dalam urusan jama’ah shalat lima waktu, bahkan hingga beliau di beri cobaan sakit parah yang meyebabakan beliau di panggil Allah, beliau tidak bersedia meninggalkan jamaah.
Untuk amalan amalan ibadah selain jamaah yang rutin di lakukan oleh KH. Abdul Fattah Hasyim sebagaimana di tuturkan oleh putri beliau Ibu lilik Muhibbah adalah istiqomah membaca al qur’an setelah jamaah shalat shubuh sampai jam tujuh pagi, dalam rentang waktu tersebut tidak kurang empat juz dari al Qur’an yang beliau baca, bahkan kemanapun berpergian beliau selalu membawa Qur’an kecil di sakunya.
Adapun untuk amalan yang berupa wirid wirid atau dzikir tertentu tidak begitu banyak yang di amalkan oleh beliau KH. Abdul Fattah Hasyim, beliau juga tidak terlibat secara formal dalam Thoriqot Thoriqot tertentu seperti Thoriqot Syadiliyah, Naqsyabandiyah dan lain lain sebagaimana yang terjadi pada masa sekarang, walaupun beliau sendiri mempunyai amalan amalan Thoriqot tersebut, Sebagaimana di katakan oleh KH. Syamsul Huda bahwasnya menurut KH. Abdul Fattah Hasyim ketika seorang sudah mengamalkan shalat lima waktu dengan berjamaah di tambah dengan Shalat sunnat rowatib dan membaca Al-Qur’an secara kontinyu (istiqmah) maka sudah merupakan aktualisasi pada pengamalan Thoriqot. Senada dengan Pak Kyai Syamsul Huda putra beliau KH Abdul Nashir menuturkan bahwasanya KH. Abdul Fattah Hasyim tidak pernah mengikuti thoroqot tertentu, hal ini di sebabkan karena ketika beliau KH. Abdul Fattah Hasyim sowan kepada KH. Wahab Hasbullah dalam rangka memohon izin untuk mengikuti Thoriqot tertentu, permohonan izin tersebut langsung di jawab oleh beliau KH. Wahab bahwa dengan megadakan pengajian, mendidik dan membina santri secara rutin sudah merupakan perwujudan dari pengamalan Thoirqot.
Selain amalan amalan yang di lakukan oleh KH. Abdul Fattah Hasyim sebagaimana yang di sebutkan di atas adalah daya belajar (Mutholaah) beliau yang sangat tinggi, hampir setiap hari terutama malam hari beliau secara rutin mempelajari berbagai kitab, terutama kitab kitab yang sedianya di sampaikan di pengajian santri dan masyarakat. Begitu tingginya mutholaah beliau sehingga ketika Gus Dur meminta waktu untuk mengaji sebuah kitab tertentu beliau harus mendapatkan kesempatan jam 01 malam untuk bisa mengaji sorogan dengan beliau

D. Perjalanan intelektualitas kyai Fattah
Perjalanan KH. Abdul Fattah Hasyim dalam menuntut ilmu di awali dari gemblengan secara intensif dari ayahandanya sendiri, beliau mendapatkan pendidikan dasar Ilmu Ilmu Agama dan pengajaran Al Qur’an. Di samping mendapatkan pendidikan dari ayahandanya sendiri KH. Abdul Fattah juga mendapatkan tambahan pendidikan dasar dasar Ilmu Agama di Madrasah Ibtidiyyah Tambakberas yang pada saat itu beliau se angkatan dengan KH. Moh Wahib sampai kelas enam shifir
Setelah mengijak remaja, dengan berbekal dasar ilmu agama yang telah beliau kuasai selanjutnya KH. Abdul Fattah Hasyim melanjutkan perjalanan intlektualnya Rihlah Ilmiyyah ke beberapa Pondok Pesantren, dan sudah menjadi tradisi yang umum di kalangan santri santri zaman dahulu melakukan perjalanan menuntut ilmu yang tidak hanya di satu atau dua pesantren saja, tradisi ini mereka lakukan di sebabkan karena antara pesantren satu dengan pesantren lainnya mempunyai karakter dan keunggulan yang berbeda beda, terdapat tipe pondok pesantren yang hanya mendalami ilmu ilmu Nahwu (Gramatikal Arab), terdapat tipe pesantren yang hanya mengfokuskan pada pengkajian ilmu al qur’an dan Hadits dan ada juga tipe Pesantren yang hanya mengfokuskan pada bidang pengkajian ilmu Tashawwuf sehingga alasan seperti ini mungkin yang mengilhami KH. Abdul Fattah Hasyim untuk melakukan perjalanan menuntut ilmu (rihlah ilmiyyah) ke beberapa Pondok Pesantren. Pondok. Pertama kali yang di tuju oleh beliau KH. Abdul Fattah Hasyim dalam pengembaraan menuntut ilmu menurut sebagian pendapat adalah pondok Pesantren Mojosari Nganjuk, selanjutnya setelah mendapatkan seberkas cahaya ilmu (Nuurul ilmu) dari Pondok tersebut beliau melanjutkan ke Pondok pesantren Siwalan Panji Buduran Sidoarjo di bawah asuhan KH. Khozin, di Pesantren ini beliau mendalami Ilmu Ilmu Tata Bahasa Arab (Gramatikal Arab) yang meliputi Shorof, Nahwu (Al fiyyah Ibnu Malik) dan Balaghoh. Setelah beberapa lama menimpa ilmu di Pesantren Siwalan Panji, dan mendapatkan modal ilmu yang luas beliau KH. Abdul Fattah Hasyim belum merasa puas dan masih merasa bodoh terhadap ilmu yang telah di capai, sehingga pada akhirnya beliau memutuskan untuk melakukan perjalanan intlektual di Pesantren Tebuireng Jombang di bawah bimbingan dan asuhan Hadlrotussyaikh KH. Hasyim asyari. Di pilihnya Pesantren Tebuireng sebagai alernatif terakhir oleh beliau KH. Abdul Fattah Hasyim dalam pengembaraannya mencari ilmu tidak lain di sebabkan karena sosok Kyainya yang Alim Allaamah, sosok Ulama pewaris yang di gambarkan oleh Rosulullah SAW dari Hadits yang di riwayatkan oleh Jabir :

عن حابر رضي الله عنه ( موقوف مرفوع ) قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لا تجالسوا العلماء إلا إذا دعوكم من خمس إلى خمس : من الشك إلى اليقين ومن الكبر إلى التواضع ومن العداوة إلى النصيحة ومن الرياء إلى الإخلاص ومن الرغبة إلى الزهد "
Di riwayatkan dari sahabat Jabir dia berkata: Rosulullah SAW bersabda: “ janganlah kalian bergabung dengan setiap orang alim (‘ulama’) kecuali mereka mengajak kalian dari lima perkara menuju lima perkara, dari keragu raguan menuju keyaqinan dari riya’ kepada ikhlas, dari cinta dunia kepada benci dunia dari sifat sombong kepada sifat tawadlu’ (merendahkan diri), dari permusuhan kepada nasehat (Imam Ar-Rozi Tafsir Ar- Rozi Vol 1 hal 472. CD. Maktabah As-Syamilah
Di samping itu KH. Abdul Fattah ingin ngalap (mengambil) barokah dari KH Hasyim Asyari sebagai sosok kyai yang alim, wira’i, dan zuhud, tawaddlu’, sosok kyai yang menjadi lentera umat, dengah barokah tersebut dapat menjadi cahaya pembuka hati beliau dalam mencari ilmu yang di ridloi oleh Allah SWT, sebagaimana wasiat sang bijak Luqman al Hakim kepada kepada putranya : “putraku bergabunglah kalian dengan ulama’ dan ambilah berkahnya, sesungguhnya Allah menerangi hati itu dengan ilmu seperti bumi yang subur karena di siram air hujan (Al Muwatha’ Imam Malik). Dalam Nasir Sulaiman . al Ilmu Dloruroh al Syar’iyyah . (Riyadl: Darul Wathon. 1992), h. 17
Pada saat mondok di Pesantren Mbah Hasyim ini bakat intlektual KH. Abdul Fattah mulai tampak, sehingga di mata Hadlrotussyaikh KH. Hasyim Asyari KH. Abdul Fattah termasuk santri istimewa, bahkan menurut KH. Ilham perak bahwasanya KH. Hasyim Asyari tidak akan memulai mbalah (membaca) kitab untuk para santri sebelum KH. Abdul Fattah Hasyim berada di sampingnya. Dan karena kapasitas keilmuan KH. Abdul Fattah yang sudah mumpuni sehingga Hadlrotussyaikh KH. Hasyim Asyari memberi amanat. Beliau untuk ikut membantu mengajar para santri di Pesantren Tebuireng serta sering menjadi badal (pengganti) Hadlrotussyaikh ketika beliau berhalangan hadir dalam pengajian masyarakat. Menurut penuturan KH. Djamaluddin bahwasannya Hadlrotussyaikh KH. Hasyim Asyari pernah mengirim beliau KH. Abdul Fattah Hasyim sebagai duta Pondok dalam rangka mengemban misi da’wah Islam di daerah Sekaran Balen Bojonegoro selama kurang lebih tiga tahun.
Kesungguhan KH. Hasyim Idris untuk menempa kyai Fattah salah satunya nampak pada peristiwa ketika kyai Fattah mondok di tebuireng dan dalam keadaan sakit Sewaktu beliau KH. Abdul Fattah mondok di Tebuireng, sebagaimana di ceritakan oleh K Faiq Hasyim bahwsanya pada saat itu beliau mendapat cobaan sakit parah sehingga para pengurus pondok terpaksa megantarkan beliau pulang ke rumah dengan harapan cepat sembuh ketika sudah di rumah, akan tetapi dalam kenyataannya sesampainya beliau ke rumah (belum sampai masuk rumah) KH. Hasyim Idris (abahnya K fattah) sudah muncul dari rumah dan langsung melarang untuk masuk rumah sambil berkata:” lapo muleh ….luweh apik mati nang pondok dari pada muleh, aku ihlas, ridlo awakmu mati nang pondok dari pada mati nang omah ” dan tidak lama setelah kembali lagi ke pondok beliau di beri kesembuhan oleh Allah dari sakit yang di deritanya
Berbagai fan ilmu di pelajari oleh KH. Abdul Fattah Hasyim di Pesantrennya Mbah Hasyim Asyari, namun yang paling menonjol dan paling di geluti adalah Kitab Hadits Shoheh Bukhori yang di susun oleh Muhammad bin Isma’il al bukhory dan Shoheh Muslim yang di karang oleh Muslim bin Hujjaj al Qusyairi, bahkan untuk kedua kitab tersebut KH. Abdul Fattah mendapatkan sanad secara langsung (muttashil) dari Hadrotussyaikh KH.Hasyim Asyari.

E. Kyai Fattah dan pengembangan pesantren
Antara KH. Abdul Fattah Hasyim dengan pesantren ibarat sekeping koin yang salah satu sisinya saling melangkapi, KH. Abdul Fattah Hasyim adalah figur Kyai dari Pesantren oleh Pesantren dan untuk Pesntren
Setelah belasan tahun secara intensif menggali pengetahuan keagamaan di berbagai Pondok Pesantren, selanjutnya maka, tak heran jika KH. Abdul Fattah Hasyim akhirnya mempunyai kapasitas dan intlektual keilmuan yang tinggi, mampu menguasai berbagai disiplin ilmu, maka sekembalinya dari Pesantren Tebuireng pada tehun 1940 beliau langsung mendapat amanat dari KH. Hasyim Asyari untuk mengajar di Pesantren Denanyar, pada saat beliau membanntu mengajar di Pesantren Denanyar banyak Santri dari Pondok Pesantren Tebuireng yang pindah ke Pesantren Denanyar mengikuti jejak beliau, dan konon beliau KH. Abdul Fattah Hasyim juga turut serta memprakarsai berdirinya Madrasah di Pondok Pesantren Denanyar.
Selang beberapa lama setelah ikut membantu mengajar (khidmah) di Pondok Pesantren Denanyar beliau di minta kembali ke Tambakberas tanah kelahirannya di sebabkan sang ayah KH. Hasyim Idris di panggil yang maha kuasa.
Ulama’ adalah lentera umat, di manapun mereka berpijak mereka selalu membawa cahaya yang menyinari umat dari kegelapan dan kesesatan. KH. Abdul Fattah Hasyim ibarat sebuah lentera yang selalu di kerubuti kumbang kumbang malam di manapun lentera tersebut berada kumbang kumbang itu selalu mengikutinya. Dalam al Rozi , Tafsir al Rozi, (CD Maktabah Syamilah )Vol. 12 hal. 363

Sebagaimana yang terjadi ketika KH. Abdul Fattah Hasyim pindah ke Denanyar dari menuntut ilmu di Tebuireng di mana banyak santri dari Tebuireng yang ikut hijrah beliau ke Denanyar, hal serupa juga terjadi ketika beliau di minta kembali ke Tambakberas setelah meninggalnya ayahandanya KH. Hasyim Idris, banyak di antara santri santri Denanyar yang ikut hijrah beliau ke Tambakberas, hal ini di sebabkan karena beliau adalah sosok Guru yang memiliki kapasitas keilmuan yang tinggi dan selalu menjadi panutan murid muridnya.
Setelah menikah, beliau menetap di Denanyar. Karena ketelatenan dan keuletan beliau dalam mendidik santri-santri saat masih menjadi tangan kanan gurunya di Tebuireng dulu, maka ketika KH. Fattah menetap di Denanyar, banyak santri yang ikut hijroh ke Denanyar juga. Namum beliau mengabdikan diri di Denanyar hanya sampai tahun 1942, meskipun demikian yang memprakarsai adanya Madrasah di Denanyar adalah KH. Fattah. Kembalinya KH. Fattah ke Tambakberas disebabkan setelah Ayahandanya berpulang ke Rahmatullah, beliau merasa terpanggil untuk melanjutkan berjuang di bumi Tanbakberas dengan diikuti 40 santri.
Pada masa masa awal beliau KH. Abdul Fattah Hasyim menggepakkan kakinya di pondok pesantren Tambakberas, pondok peninggalan dari mbah mbahnya tersebut kondisi santrinya sangat sedikit sekali bahkan santri yang tinggal di pondok tersebut tinggal dua belas orang, dan rupanya merosotnya pamor Pesantren terutama menurunnya jumlah santri tidak hanya di alami oleh Pondok Pesantren Tambakberas saja, akan tetapi hampir seluruh Pesantren yang di jawa mengalami hal yang sama. hal ini bila di teliti lebih dalam di sebabkan oleh beberapa faktor di antaranya adalah, situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan bagi masyarakat untuk memperdalam ilmu di Pondok Pesantren.
Maka dengan kondisi Pondok Pesantren yang sudah sangat kritis di tengah situasi dan kondisi yang tidak menentu ini timbulah i’tikad dan perjuangan KH. Abdul Wahab Hasbullah, KH. Abdul Fattah Hasyim dan Kyai Kyai lain untuk mengembalikan para Santri ke meja belajar, upaya yang di lakukan oleh KH. Abdul Fattah Hasyim di bantu oeh Kyai Kyai lain di bawah arahan KH. Abdul Wahab Hasbullah adalah memberikan himbauan kepada masyarakat dalam menangkis seluruh gangguan baik secar fisik maupun mental terhadap eksistensi dan perkembangan Pondok Pesantren,
Di antara usaha yang di lakukan adalah mengajukan permohonan kepada pemerintah Jepang dengan mengatasnamakan guru yang mengajar di Tambakbeas setelah sebelumya mengajukan permohonan atas nama ranting NU di tolak. Dalam pengajuan permohonan ini bertindak sebagai ketua adalah KH. Abdul Fattah sendiri di bantu oleh pengurus pengurus yang lain di antaranya adalah, KH. Abdul Jalil, KH. Abdurrohim, K. Zubair, bapak Ma’ruf dan bapak Soihah, yang kesemuanya di hadirkan di Jombang untuk berjanji dan bersumpah di hadapan pemerintah Jepang, di bawah ancaman nyawa, dan pada akhirnya dengan semangat jihad yang tinggi, permohonan para Kyai tersebut di kabulkan oleh pemerintah Jepang, dan pada ahirnya Madrasah di perbolehkan beroprasi kembali.
Langkah selanjutnya yang di lakukan oleh KH. Abdul Fattah Hasyim setelah berhasil membebaskan lembaganya dari intervensi penjajah Jepang adalah menciptakan image (anggapan positif) bagi seluruh anggota masyarakat terhadap citra Pondok Pesantren yang sebelumnya tercoreng akibat propaganda kaum penjajah, melalui mimbar mimbar pengajian rutin yang beliau rintis bersama sama para tokoh masyarakat yang di antaranya adalah K. Husni, dan K.Abdul Jalil. Dalam mimbar pengajian tersebut beliau-beliau mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengarahkan anak anaknya agar belajar di sekolah sekolah Islam yang di antaranya adalah Madrasah Ibtidaiyah Tambkberas.
Setelah situasi dan kondisis mulai kondusif, rongrongan dan fitnah dari kaum penjajah terhadap Pondok Pesantren sudah tidak ada lagi, langkah selanjutnya yang di lakukan oleh KH. Abdul Fattah Hasyim dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan kemajuan Pendikan Islam di Bahrul Ulum adalah beliau merintis berdirinya Madarasan Muallimin Mualliamat sebagai lembaga sekolah lanjutan tingkat menengah dan atas dan Pondok Pesantren Putri al fathimiyyah sebagai sarana tempat tinggal bagi santri putri yang ingin mondok dan belajar secara optimal di Tambakberas. Dan sepeninggal KH.Abdul Hamid beliau di beri amanat untuk mengasuh santri Pondok Pesantren Bahrul Ulum.
Pada tahun 1956, di Tambakberas telah berdiri sebuah sekolah bernama “Mubdil Fan” yang didirikan oleh KH. Wahab Hasbulloh. Dan beberapa tahun kemudian jenjang pendidikan formal yang telah ada ditambah dengan mendirikan Madrasah Muallimin Muallimat Atas (MMA) ,waktu itu dengan jenjang pendidikan 4 tahun . Dan pada tahun 1965 MMA disempurnakan menjadi 6 tahun. Tapi di tengah-tengah tahun 1965 MMA disempurnakan Ulum, pada tanggal 7 Ramadlan Almaghfurlah KH. Abdul Hamid yang mengelola dan bertanggungjawab terhadap PP. Bahrul Ulum berpulang ke Rahmatulloh, sehingga pengelolaan selanjutnya di percayakan kepada KH, Abdul Fattah Hasyim, sementara KH. Abdul Wahab Hasbulloh sendiri aktif di Organisasi Nahdlotul Ulama’ .
Di antara kesibukan beliau dalam mengelola Pondok Pesantren dan madrasah serta membina masyarakat di sekitarnya, ternyata KH. Abdul Fattah sama sekali tidak melupakan tugas utamanya sebagai seorang ayah. Dalam mendidik putra-putranya beliau terkenal sangat tegas dan menanamkan sikap disiplin tinggi sebagaimana ayaha beliau dulu mendidik beliau KH. Hasyim Idris, ketegasan beliau terlebih menyangkut hal-hal yang bersifat prinsipil dapat dirasakan pada putra putri beliau, salah satu contoh ketika ada yang melanggar maka harus siap menerima hukumannya. Tetapi sebenarnya beliau bukanlah sosok yang diktator, ini dapat ditelaah dari cerita putra beliau. Ketika itu salah satu dari putra beliau yang pulang dari pesantren mengambil sebuah kebijakan hukum yang tidak sama dengan beliau, melihat hal itu, KH. Abdul Fattah tidak langsung menyalahkan atau menyalahi putranya itu. Tapi dengan amat bijaksana beliau menanyakan tentang dasar-dasar hukum yang diambil pijakan oleh putranya tersebut, dan ketika sang putra berhasil mengajukan sebuah argumen yang cukup dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, mak dengan bijaksana pula beliau mendukung dan memebenarkan apa yang dilakukan oleh putranya itu . Hal ini sebagai bukti bahwa dalam menghadapi darah dagingnya beliau cukup demokratis, yang penting tidak melanggar syariat.

F. Kyai Fattah dan Masyarakat
Di lihat dari aspek amaliyahnya terutama bagi masyarakat terdapat empat tipe seorang Kyai yaitu Pertama adalah Kyai tandur ( Kyai yang hanya mengurusi pegajian umat ) Kedua kyai tutur ( Kyai yang memberikan ceramah / ahli pidato) Ketiga Kyai catur ( kyai yang berkecimpung di dunia politik) dan Keempat adalah Kyai sembur (kyai yang memberikan terapi dan pengobatan pada masyarakat).
KH. Abdul Fattah Hasyim adalah tipikal Kyai yang masuk pada kelompok pertama, di mana beliau adalah bisa dikatakan sebagi khodimul ilmi wal-ummah seorang Kyai yang hidupnya di curahkan untuk melayani umat, yang selalu memberikan bimbingan dan arahan mereka tentang ajaran ajaran islam yang di bawa Rosulullah SAW, menjauhkan mereka dari jurang kekufuran dan menghindarkannya dari limbah kebodohan dan keterbelakangan.
Pada tahun 1964 bersama sama sejumlah Kyai Tambakberas di antaranya adalah K.Khotib, K.Masykur dan K. Soihah beliau merintis pengajian masyarakat (Majlis Ta’lim), sebagai tindak lanjut terhadap pengajian yang pernah di rintis oleh KH. Abdurrohim. Tahap awal permulaan pengajian yang yang di prakarsai oleh beliau KH. Abdul Fattah Hasyim bertempat di Musholla Gedang, (sebelah timurnya makam Mbah Wahab) dan pada perkembangannya pengajian yang di rintis oleh para Kyai tersebut semakin maju dan berkembang, dan bahkan merambat ke sebagian besar Musholla-Musholla yang berada di desa Tambakberas dan sekitarnya, sehingga dengan semakin besarnya animo masyarakat terhadap pengajian serta semakin banyaknya majlis majlis pengajian yang di selenggarakan di Musholla-Musholla maka terbentuklah semacam asosiasi atau perhimpunan para Kyai yang bertugas memberikan pengajian rutin di masyarakat yang dalam istilah sekarang dewan pengajian rutin atau dinas pengajian rutin (DPR). Sebagaimana di ceritakan oleh Mbah kholiq, seorang pegiat pengajian KH. Abdul Fattah menuturkan, “karena begitu antusiasnya para Masyarakat dalam mengikuti pengajian yang di rintis oleh KH. Abdul Fattah Hasyim dan para Kyai Kyai Tambakberas hingga Panitia Pengajian memasang tenda untuk jamaah yang hadir, di sebabkan kondisi daya tampung musolla sudah tidak mampu menampung banyaknya para jamaah yang mengkuti pengajian”
Dalam memberikan pengajian di masyarakat yang di adakan tiap malam Ahad KH. Abdul Fattah Hasyim mempunyai kedisipinan yang sangat tinggi, ketika pengajian di mulai pada jam delapan maka sebelum jam delapan beliau sudah berada di majlis pengajian, pada hal saat itu belum ada transportasi seperti sekarang, kondisi jalan masih becek (jembrot : bahasa Jawa), dan belum ada lampu peneragan jalan.
Dalam menjalin pergaulan dengan masyarakat sekitar beliau KH. Abdul Fattah Hasyim termasuk tipe orang yang humanis memiliki rasa kepedulian sosial yang sangat tinggi terhadap setiap orang, senang menghadiri undangan acara masyarakat kampung di tengah kesibukannya mengasuh santri dan masyarakat, gemar memberikan santunan kepada Faqir miskin dan orang yang membutuhkan. Dengan rasa solidaritasnya yang begitu tinggi terutama terhadap Faqir Miskin dan orang orang yang membutukan maka pada setiap akhir bulan Romadlon, bersama tokoh tokoh masyarakat beliau membentuk panitia yang menghimpun zakat fitrah dari masyarakat kemudian di distribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan, seperti faqir miskin, anak anak yatim, Guru Guru Diniyyah dan lain lain.

G. Kiprah Di Organisasi
Berbeda dengan KH. Abdul Wahab Hasbullah yang aktif dalam organisasi terutama organisasi NU, dan bahkan memplopori berdirinya Syarikat Islam, KH. Abdul Fattah Hasyim justru kurang begitu tertarik untuk terlibat secara langsung dalam kegiatan organisasi. Kiprah beliau dalam lingkup lembaga NU hanya sebagai motifator dan pembakar semangat para Pemuda dalam memperjuangkan eksistensi ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah di tengah masyrakat.
Sebagamana yang di tuturkan oleh KH. Faiq Hasyim, pada saat NU masih menjadi partai politik beliau sering memberikan orasi kepada para simpatisan pendukung partai NU dalam musim kampanye partai NU, di antara isi orasi kampanye KH. Abdul Fattah Hasyim terhadapa para pendukung partai NU sebagaimana yang di tuturkan oleh KH. Faiq Hasyim adalah bahwasanya sebelum mengawali kampanyenya terlebih dahulu beliau membunyikan nada batuk batuk ala NU, dalam mengucapkan batuk NU nada kalimatnya adalah “ u’u’u’uee-nnu” kemudian para pengunjung yang hadir secara kompak menirukan kalimat tersebut sehingga dengan strategi seperti itu para simpatisan memiliki semangat dan fanatisme yang tinggi terhadap partai NU.
Sedangkan motifasi kampanye beliau terutama terhadap kalangan para remaja di antaranya adalah: “ wahai para pemuda ansor kalian semua harus bisa memasyarakatkan islam ” di ucapkan dengan berulang ulang sehingga dengan keistimewaan yang di miliki beliau dalam membangkitkan gairah dan semangat para pemuda adiknya KH. Faiq menjulukinya sebagai seorang diplomat dan motifator yang ulung. ketika para pemuda dan para santri mendapat sentuhan motivasi beliau, mereka sontak langsung mendapatkan spirit dan motifasi (ghirroh) yang tinggi.
Sebagian pendapat mengatakan bahwasanya KH. Abdul Fattah Hasyim juga pernah terlibat aktif dalam organisasi massa hanya saja dalam level daerah. Sebagaimana yang di ungkapkan KH Djamaluddin Ahmad bahwasanya KH. Abdul Fattah Hasyim pernah menjadi syuriah NU cabang Jombang di saat ketua umum Tanfizdiyahnya di pegang oleh KH. Aziz Bishri. begitu juga Mbah Ahyat perak menuturkan bahwasanya KH. Abdul Fattah Hasyim dalam organisasi NU beliau pernah menjabat sebagi Katib Syuriah NU, yang di antara tugas tugas beliau sebagaimana penuturan Mbah Muhayyat adalah menulis jawaban jawaban dari segala persoalan persoalan hukum yang terjadi di tengah tengah masyarakat. Sedangkan menurut penuturan K. Kholil dari Nganjuk adalah bahwasannya KH. Abdul Fattah Hasyim sering mengikuti acara Halaqoh dan Bahtsul Masa’il membahas problematika umat bersama Ulama Ulama NU.

CO.CC:Free Domain
Free Website Hosting

Tags

Blog Archive